Mulai Unjuk Gigi, Dolar AS Kembali Libas Rupiah
Beberapa indikator perekonomian di Amerika Serikat (AS) sebagai lokomotif ekonomi dunia belum mengalami perbaikan. Hal ini, membuat investor memperkirakan The Fed tidak akan memangkas stimulusnya dan memilih dolar AS sebagai mata uang safe heaven.
Akibatnya Rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan Selasa (29/10/2013) pagi, seperti dikutip Reuters di perdagangan non-delivery forward (NDF), melemah tipis ke Rp11.080 per USD, dari penutupan kemarin Rp11.055 per USD. Sementara yahoofinance mencatat Rupiah melemah 146 poin dan diperdagangkan di kisaran Rp11.053 per USD.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan walaupun harapan ditundanya tapering oleh the Fed masih menggema di seantero pasar keuangan. Laporan pendapatan Apple Inc yang turun menahan penguatan pasar saham yang telah berlangsung semenjak minggu pertama Oktober.
"Dollar Index mulai beranjak dari titik terendahnya semenjak Januari tahun ini ke kisaran 79,2 bersamaan dengan harga minyak dunia yang menguat 0,85 persen. Malam ini data penjualan ritel AS wajib ditunggu," kata dia.
Mata uang utama dunia seperti Euro, Australia Dolar, dan Poundsterling terkoreksi terhadap dolar AS malam tadi. Hal tersebut sejalan dengan pelemahan mata uang di pasar Asia beberapa saat sebelumnya. "Semalam, data Industrial Production AS yang naik 0,6 persen melebihi harapan pasar membawa sedikit optimisme pertumbuhan ekonomi," tambah dia.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) terus mendorong penguatan kurs rupiah Jisdor kemarin ke kisaran Rp11.018 per USD. Walaupun di sisi lain, baik kurs spot dan juga kurs NDF melemah. ()
0 komentar: